Minggu, 15 Januari 2017

MERANCANG PENYULUHAN KESELAMATAN UNTUK ANAK SMP

MERANCANG PENYULUHAN KESELAMATAN UNTUK ANAK SMP

Pada kiriman sebelumnya mengenai empat tahapan dalam penyusunan program penyuluhan. Kita telah membahas mengenai survey pendahuluan untuk mencari fakta tentang isu-isu keselamatan di masyarakat. Nah sekarang kita akan membahas bagaimana menerapkan empat tahapan tersebut dalam mendesain penyuluhan untuk siswa SMP. Sekolah yang menjadi studi kasus dalam rencana kegiatan ini adalah SMP N1 SLAWI.

Tahap Pertama : Perumusan Keadaan
Perumusan keadaan diawali dengan melakukan pengamatan secara langsung ke lokasi studi. Berdasarkan survey yang telah dilakukan di SMP Negeri 1 Slawi, data menunjukan bahwa sebanyak 335 siswa/i SMP Negeri 1 Slawi diantar dengan menggunakan sepeda motor. Sebanyak 325 siswa/i (97%) yang diantar orang tuanya tidak menggunakan helm saat membonceng, dan 6 siswa/i (2%) menggunakan helm tanpa mengaitkan pengait. Hanya terdapat 4 siswa/i saja atau (1%) yang menggunakan helm dengan benar. Hal ini perlu ditindak lanjuti untuk meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya siswa/i SMP Negeri 1 Slawi agar lebih peduli terhadap keselamatan lalu lintas.
Tahap Kedua : Penetapan Tujuan
Tahap yang kedua dalam mendesain penyuluhan keselamatan jalan untuk siswa SMP N 1 Slawi adalah menetapkan tujuan penyuluhan yang akan dilakukan. Untuk menetapkan tujuan perlu diketahui profil dari sasaran penyuluhan. Profil yang dimaksud dalam hal ini, antara lain: lokasi dan waktu penyuluhan, budaya yang ada di lingkungan sekolah, dan tingkat kebutuhan materi yang akan diberikan.

a.         Lokasi dan Waktu
Lokasi penyuluhan keselamatan jalan ditentukan untuk dilakukan di lingkungan SMP N 1 Slawi. Penyuluhan dilaksanakan di dalam lingkungan sekolah agar para siswa lebih rileks dan tidak perlu menyesuaikan diri apabila menggunakan tempat lain di luar lingkungan sekolah.
Waktu pelaksanaan ditentukan agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar baik mata pelajaran normatif, adaptif, maupun produktif. Dengan kata lain, waktu penyuluhan adalah di luar jam pelajaran, yaitu dengan mengambil jam ekstrakulikuler yang diikuti para siswa. Di SMP N 1 Slawi terdapat salah satu ekstrakulikuler yang mewajibkan semua siswa kelas 7 untuk mengikutinya, yaitu Pramuka. Jam untuk kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan penyuluhan keselamatan lalu lintas.




b.        Budaya
Para siswa di SMP N 1 Slawi sebagian besar berasal dari wilayah Kabupaten Tegal. Sebagian besar siswa SMP kurang peduli terhadap peraturan, hal ini terlihat dari kegiatan rutin yang seharusnya wajib dilaksanakan justru banyak yang tidak hadir, seperti pada kegiatan ekstrakulikuler HW. Dari 250 siswa yang ada, hanya sekitar 50 siswa yang hadir mengikuti kegiatan tersebut. Siswa yang hadir tersebut dapat dikatakan bahwa para siswa memiliki pola pikir yang lebih baik terhadap peraturan daripada para siswa yang tidak hadir. Para siswa akan lebih mudah menerima materi daripada para siswa yang lainnya.

c.         Tingkat Kebutuhan
Dari hasil survei pendahuluan yang telah dilakukan, yaitu survei pelanggaran lalu lintas, para siswa SMP N 1 Slawi harus diberikan perhatian khusus terutama dari tingkat kesadaran terhadap penggunaan kelengkapan berkendara. Sebagian besar siswa dari SMP N 1 Slawi kurang memperhatikan keselamatan berkendara, seperti tidak menggunakan helm, helm tidak SNI dan tidak menggunakan fungsi kendaraan dengan sebagaimana mestinya seperti tidak menyalakan lampu utama dan lampu sein pada saat membelok. Namun, dari beberapa pelanggaran yang dilakukan, pelanggaran yang paling dominan adalah pelajaran tidak mengenakan helm, yaitu sebanyak 36%. Untuk anak seusia SMP, peraturan lalu lintas bukanlah hal yang asing bagi para siswa, tetapi kesadaran para siswa untuk mematuhi peraturan masih termasuk rendah, khususnya untuk penggunaan helm saat berkendara.

Dengan demikian, dapat ditentukan tujuan kegiatan penyuluhan yang akan dilakukan, yaitu meningkatkan kesadaran para siswa SMP N 1 Slawi tentang pentingnya penggunaan helm saat berkendara.

Tahap Ketiga : Penetapan Masalah
Tahap yang ketiga adalah penetapan masalah. Permasalahan-permasalahan yang terkait dengan efektivitas kegiatan penyuluhan harus diinventarisasi secara komprehensif sehingga kegiatan penyuluhan dapat direncanakan dan dilaksanakan secara efektif.
Permasalahan yang terkait dengan kegiatan penyuluhan yang akan dilakukan antara lain:
a)        Materi apa yang harus diberikan?
b)        Bagaimana model penyuluhan yang akan dilakukan?
c)        Media apa yang harus digunakan?
d)       Bagaimana cara mengetahui efektivitas kegiatan penyuluhan yang dilakukan?
e)        Bagaimana skenario kegiatan penyuluhan yang akan dilakukan?



Tahap Keempat : Penetapan Rencana Kegiatan
Tahap yang keempat adalah menetapkan rencana kegiatan penyuluhan. Rencana kegiatan ini meliputi hal-hal yang menjadi permasalahan dalam pelaksanaan penyuluhan.

a.         Materi Penyuluhan
Materi yang akan diberikan kegiatan ini adalah didasarkan pada hasil survei pelanggaran yang telah dilakukan, yang mana hasil survei tersebut menunjukkan bahwa pelanggaran lalu lintas yang paling dominan adalah tidak menggunakan helm pada saat berkendara. Adapun substansi dari materi yang akan diberikan antara lain:
Ø  Dasar Hukum
Ø  Pentingnya penggunaan helm saat berkendara;
Ø  Desain standar helm;
Ø  Dampak yang dapat terjadi jika tidak menggunakan helm;

b.        Model Kegiatan
Teknik Komunikasi
Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan menggunakan metode penyuluhan langsung, yaitu bertatap muka secara langsung dengan sasaran penyuluhan, yaitu para siswa SMP N 1 Slawi yang mengikuti kegiatan Pramuka.

Metode Pendekatan
Dengan melihat karakteristik siswa SMP yang cenderung kurang peduli terhadap peraturan, maka diperlukan kondisi yang lebih eksklusif, sehingga metode pendekatan yang akan digunakan untuk penyuluhan para siswa SMP lebih tepat jika menggunakan metode pendekatan kelompok. Oleh karena itu, penyampaian materi akan disampaikan dengan cara membagi sejumlah siswa yang hadir ke dalam beberapa kelompok.

Teknik Penyampaian Materi

Ø  Ceramah
Teknik ini digunakan untuk menyampaikan materi yang berkaitan dengan dasar hukum, tujuan, dan fungsi penggunaan helm yang berstandar nasional Indonesia bagi pengendara sepeda motor.



Ø  Demonstrasi
Teknik ini digunakan untuk menyampaikan materi yang berkaitan dengan desain standar helm SNI dan tata cara pemakaian helm yang benar.

Ø  Pemberian Penghargaan
Dilakukan dengan memberi hadiah kepada siswa yang sudah mengenakan helm dengan baik untuk memberikan rangsangan kepada siswa tersebut agar konsisten mengenakan helm saat berkendara dan juga memberikan contoh kepada siswa yang belum mengenakan helm bahwa menggunakan helm saat berkendara merupakan perilaku yang bermanfaat.

Ø  Pemutaran Video
Teknik ini digunakan untuk memberikan ilustrasi kepada para siswa terkait dengan risiko yang akan didapatkan apabila tidak mengenakan helm pada saat berkendara. Dalam hal ini, video kecelakaan pengendara sepeda motor yang tidak mengenakan helm dapat menjadi shock therapy bagi para siswa.

c.         Media Yang Digunakan
Untuk mendukung teknik penyampaian materi yang sudah direncanakan dengan baik diperlukan sarana yang baik pula. Dalam hal ini, media yang digunakan akan sangat berpengaruh terhadap penyerapan materi oleh para siswa. Adapun media yang dibutuhkan untuk kegiatan penyuluhan penggunaan helm ini antara lain:
Ø  Laptop
Ø  LCD Proyektor
Ø  Helm SNI

d.        Alat Evaluasi
Alat evaluasi merupakan instrumen yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari kampanye/penyuluhan yang dilakukan. Dengan alat evaluasi akan dapat diketahui seberapa besar pengaruh dari kegiatan penyuluhan terhadap tingkat kesadaran para siswa terhadap peraturan lalu lintas yang ada. Tingkat kesadaran tersebut diketahui dengan cara mengukur 4 (empat) indikator yang berkaitan dengan tingkat kesadaran seseorang terhadap peraturan (hukum), antara lain: pengetahuan, pemahaman, sikap, dan perilaku. Untuk mengukur empat indikator tersebut, instrumen yang digunakan antara lain:
Ø  Survei Pelanggaran, untuk mengetahui pola perilaku para siswa terhadap peraturan menggunakan helm pada saat mengendarai sepeda motor.
Ø  Kuesioner, untuk mengukur pengetahuan, pemahaman, dan sikap para siswa terhadap peraturan menggunakan helm saat berkendara.

Demikian cara mendesain penyuluhan keselamatan. Semoga Ilmu yang kita bagi bermanfaat untuk semua.


0 komentar:

Posting Komentar